| Aktor Raffi Ahmad pernah membuat video framing tentang Kereta Cepat Whoosh saat ikut dalam rombongan bekas Presiden Jokowi dalam uji coba perjalanan Whoosh beberapa waktu lalu. |
Langkah Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, yang menolak membayar utang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) alias Whoosh dapat dukungan dari berbagai pihak.
Di antaranya,mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, mendukung rencana tersebut.
Proyek Whoosh yang digarap pada era bekas Presiden Joko Widodo (Jokowi), telah memberatkan keuangan negara dan membuat pembangunan di sektor lain terhambat.
"Ternyata sekarang tidak mampu bayar dan sekarang tidak mau bayar Purbaya. Menurut saya benar Purbaya.Karena apa? Ini masalahnya sangat memberatkan bangsa. Kita membangun itu (Whoosh), menghilangkan pembangunan untuk rakyat yang lain kan, hanya disedot untuk pembangunan ini," katanya dikutip dari kanal YouTube miliknya, Selasa (14/10/2025).
Video framing dari aktor Raffi Ahmad tentang kemulukan Kereta Cepat Whoosh saat mengikuti rombongan bekas Presiden Jokowi
Mahfud juga menduga ada yang tidak beres dalam hal ini pembengkakan utang Whoosh karena adanya mark up.
Pasalnya, sambung Mahfud, adanya perbedaan perhitungan antara Indonesia dan China terkait biaya operasional Whoosh untuk tiap kilometernya.
Mahfud MD juga mengungkapkan sinyalemen bahwa proyek Whoosh Jokowi ini diduga dimark-up.
Awalnya kerja sama Jepang tapi jadi ke Cina
Selain itu bekas Presiden Jokowi sebelumnya abaikan saran Jonan dan Pambagio bahwa proyek kreta cepat Whoosh akan rugikan negara.
Menurut Mahfud hal itu sekarang terbukti.Bahkan dirinya mencium ada perbuatan pidana korupsi di proyek kereta cepat Whoosh.
Menurutnya utang Whoosh bisa mengancam kedaulatan NKRI.
Berdasarkan hitungan dari pihak Indonesia, biaya tiap kilometer Whoosh sebesar 52 juta dolar AS. Namun, menurut pihak China, biayanya lebih murah.
"Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta USD. Tapi hitungan dari China sendiri, 17-18 juta USD. Ini siapa yang menaikan?" katanya.
Mahfud khawatir jika Indonesia gagal bayar utang, maka China akan meminta kompensasi tertentu.
Salah satu kemungkinannya adalah China akan meminta membangun pangkalan laut di kawasan Laut Natuna yang tengah dalam suasana konflik.
Mahfud mengatakan skema yang sama sempat dilakukan China ketika Srilanka gagal bayar utang ke Negara Tirai Bambu tersebut.
Ia mengungkapkan Srilanka pernah berutang ke China untuk membiayai pembangunan pelabuhan. Namun lantaran gagal bayar, pelabuhan tersebut kini dimiliki oleh China.
"Ini (China) kan bisa minta (membangun pangkalan laut) di Natuna Utara yang sedang konflik. Di tengahnya ada konflik, kan bisa merambah ke kita. Kalau merambah kita masuk ke daerah kita yang tidak masuk konflik, lalu membangun pangkalan di sana selama 80 tahun," jelas Mahfud.
Sebagai informasi, skema pembiayaan proyek Whoosh adalah mayoritas berasal dari utang ke China Development Bank (CDB) dengan bunga setiap tahunnya yang harus dibayarkan sebesar 2 persen.
Libatkan Selebritis
Ketika Whoosh mulai beroperasi kegiatan sosialisasi secara masif dilakukan oleh bekas Presiden Jokowi beserta pendukungnya.Guna meyakinkan masyarakat bahwa proyek Whoosh sangat bermanfaat.
Termasuk selebritis seperti Raffi Ahmad.Melalui video di akun medsosnya membuat framing sekaligus membantah rakyat yang pesimis dan kritis terhadap proyek Kereta Cepat Whoosh.
Tapi kenyataannya proyek yang diduga hanya untuk pencitraan bekas Presiden Jokowi itu memang tidak mampu meraih laba bahkan menjadi beban bagi negara.Karena harus mencicil utang Rp116 triliun. (***)
Sumber Tribunnews


















0 Komentar