Balik Papan,Taruna Official
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengaku belum mengetahui tentang kasus penyelundupan 5,3 juta ton biji Nikel ke China.
Tapi dia menekankan bahwa mekanisme ekspor saat ini sangat ketat.
Menteri Arifin mengatakan, sejatinya mekanisme ekspor di Indonesia harus melalui berbagai tahap pemeriksaan sesuai dengan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 11 Tahun 2019.
"Kayaknya sebenarnya (izin ekspor) tercatat ya. Karena kan kalau mengimpor nikel kan melalui mekanisme, perizinannya kan panjang. Ada dari (Kementerian) Perhubungan, ada dari (Kementerian) Perdagangan, izin keluarnya, terus kemudian bea cukai. Jadi lapisannya banyak," jelas Arifin menanggapi isu adanya penyelundupan ekspor nikel ke China, saat ditemui di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (13/8/2024).
Berlapisnya izin ekspor, kata Arifin, termasuk dengan integrasi digital melalui aplikasi Simbara. Dengan begitu, proses izin ekspor dari Indonesia dinilai sudah ketat.
"Sekarang apalagi sudah (masuk) nikel sama Timah kan udah masuk di Simbara. Sebentar lagi kita mau selesaiin tembaga, emas, bauksit. Mudah-mudahan bulan ini bisa lah (masuk Simbara) tembaga, emas, bauksit," jelasnya.
Walaupun begitu, Arifin belum bisa memastikan apakah memang benar ada penyelundupan ekspor nikel seperti yang diisukan tersebut.
Dia mengatakan sejatinya Indonesia merupakan negara dengan laut yang luas.
"Nah kita harus ini. Kita lihat dari mana datangnya, kan luas, laut kita luas," tandasnya.
Sebelumnya isu perihal penyelundupan ekspor nikel ke China mencuat usai Ekonom Senior Faisal Basri membeberkan isu tersebut melalui sebuah diskusi di kanal Youtube Guru Gembul.
Faisal mengatakan bahwa dirinya mendapatkan informasi perihal adanya impor bijih nikel oleh China dari Indonesia dari data International Trade Center (ITC).
"Gampang sekali kita cek di WTO (organisasi perdagangan dunia) itu ada ITC International Trade Center, yang mengkompilasi statistik perdagangan luar negeri semua negara anggota, saya cek China ada China impor bijih nikel dari Indonesia ada ternyata, Indonesia yang tidak melaporkan, 5,3 juta ton selama 2020-2022," bebernya dalam kanal Youtube Guru Gembul beberapa bulan lalu.
Dia menilai walaupun Indonesia sudah membuat kebijakan pelarangan ekspor nikel sejak 2020 lalu, tetap masih ada pasar 'gelap' selayaknya peredaran narkoba yang juga dilarang.
"Karena, kalau barang itu dilarang seperti narkoba dilarang, pasti ada pasar gelapnya sampai ke penjara-penjara itu. Kalau dilarang permintaan di luar negeri ada yang nyelundup, dan yang nyelundup itu petinggi-petinggi," tambahnya.
Dengan gamblang Faisal Basri menyebut nama mantan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Wali Kota Medan Bobby Nasution terlibat penyelundupan 5,3 juta ton biji Nikel ke China.(***)
Editor : Juliandar
0 Komentar