Artis Ungkap Penyesalan Memilih Pasangan Prabowo-Gibran

Jakarta,TARUNA OFFICIAL
Tragedi tewasnya Affan Kurniawan, driver ojol akibat dilindas rantis Brimob tampaknya menggugah hati sederet artis.

Tak cuma mengurai kedukaan, para artis tersebut sampai mengurai permintaan maaf atas kematian Affan Kurniawan.

Mereka rupanya ikut merasa bersalah atas tewasnya Affan.

Perasaan bersalah itu tampaknya berkaitan dengan pilihan politik para artis di momen Pemilu 2024 lalu.

Belakangan mereka menyesali pilihan politiknya yang nyatanya berdampak pada insiden kematian Affan.

Artis yang menyesali pilihan politiknya adalah Rachel Vennya dan Karin Novilda alias Awkarin.

Dua pesohor tanah air itu meminta maaf kepada publik karena telah salah memilih pemimpin.

Seperti diketahui, saat Pemilu 2024 lalu, Rachel Vennya dan Awkarin adalah pendukung pasangan calon 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.

Tak hanya mendukung, Rachel bahkan jadi juru kampanye kala itu.

Karenanya, kini saat banyak isu yang merebak pasca-Pemilu 2024, Rachel merasa dikhianati oleh pilihannya sendiri.

"Saya merasa malu, muak, kecewa dan terkhianati oleh pilihan saya sendiri. Saya meminta maaf, minta maaf sebesar besarnya. #RipJustice," tulis Rachel dalam postinganya di Instagram,pada Jumat (29/8/2025).

Alasan Rachel menyesal telah memilih 02 adalah karena ia merasa kecewa dengan keadaan negeri.

Di momen tewasnya driver ojol saat demonstrasi, Rachel tak kuat lagi menahan keresahannya. 

"Sudah cukup lama saya memendam kekecewaan, tapi kali ini saya bersuara. Maaf, maaf, maaf," akui Rachel Vennya.

Sebelum Rachel, Awkarin terlebih dahulu mengurai permintaan maafnya ke publik atas pilihan politiknya di masa lalu.

AKSI SUSULAN

Massa demonstran bercampur warga kembali terlibat bentrok dengan polisi di Jakarta Timur pada Jumat (29/8) pagi. 

Kondisi ini dikarenakan massa ingin melanjutkan aksi demo namun dihalau oleh polisi dengan gas air mata.

Dikutip dari Tribunnews.com, bentrok pecah itu terjadi di kawasan Jalan Otto Iskandar Dinata atau Jalan Otista Raya. 

Ratusan warga melakukan aksi hingga mengakibatkan arus lalu lintas dari arah Cililitan menuju Kampung Raya tersendat. 

Petugas dari Polres Metro Jakarta Timur berupaya membubarkan aski. 

Namun massa menolak hingg akhirnya terjadi kericuhan di ruas Jalan Otista Raya. 

Berdasarkan video yang beredar tampak petugas menembakkan gas air mata ke arah kerumunan. 

Sementara massa membalas dengan lemparan batu dan benda-benda lain.

Akibat kericuhan sejumlah barrier beton pembatas lajur khusus Transjakarta di Jalan Otista Raya porak-poranda terdorong. 

Adapun demo ini menjadi memanas seusai driver ojol bernama Affan meninggal dilindas rantis Brimob pada Kamis (28/8) malam. 

Demo besar-besaran pun akan dilakukan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) imbas driver ojol dilindas rantis Brimob.

DEMO MARKAS BRIMOB

Sementara aksi unjuk rasa juga terjadi di dekat Markas Komando Brigade Mobil Kwitang, Jakarta, 29 Agustus 2025.

Polisi yang berjaga markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Kwitang, Jakarta Pusat menembakkan gas air mata ke arah pendemo pukul 8.50 WIB, Jumat, 29 Agustus 2025.

Puluhan tembakan terdengar membuat massa berlarian ke arah flyover simpang Senen.

Beberapa massa terlihat tumbang hingga batuk-batuk. Ada yang lemas tak mampu berbicara sama sekali, dengan usia beragam, dari anak muda hingga pengemudi ojek online (ojol) berperawakan paruh baya. “Air, air, air,” kata massa yang lemas usai terkena gas air mata. 

Massa lain yang juga merasakan perihnya segera memberi bantuan, dari segelas air hingga sebungkus roti, kepada mereka yang tumbang. Untuk beberapa saat, kerumunan memilih menjauh dan tidak kembali berkumpul, menunggu hingga efek gas air mata yang menyengat itu mereda.

Tak lama berselang, kerumunan kembali mendekati Mako Brimob dan dibalas hingga empat tembakan gas air mata. Massa membalasnya dengan mengarahkan petasan ke arah barikade polisi. 

Sejak dini hari, massa sudah berdatangan ke Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Kwitang, Jakarta Pusat. 

Ketua Umum Presidium Koalisi Ojol Nasional Andi Kristiyanto menyatakan kehadiran pengemudi ojol di markas polisi itu akibat seorang rekannya meninggal dilindas kendaraan taktis atau rantis pada Kamis malam, 28 Agustus 2025.

Selain pergi ke Mako Brimob Kwitang, Andi menyebut rekan seprofesinya turut memadati Rumah Sakit Nasional DR Cipto Mangunkusumo untuk menjenguk korban yang tewas itu. 

“Mereka mendesak agar kepolisian khususnya Brimob untuk bertanggung jawab,” kata Andi saat dikonfirmasi awak media, Kamis malam, 28 Agustus 2025.

Saling tembak ini juga telah berlangsung sejak dini hari tadi. Sekitar pukul 00.10 WIB, sekelompok polisi dengan kendaraan roda dua juga sempat mengurai kerumunan ke sisi barat. Massa di sisi barat Mako Brimob Kwitang sempat bubar namun berkumpul kembali beberapa waktu setelahnya.(***)










tim/red

Posting Komentar

0 Komentar