Keluarga almarhum Fitriyanti
Makassar,Taruna Official
Keterangan pers dan klarifikasi manajemen RS Bhayangkara di Mapolda Sulsel dinilai sebagai pembohongan publik.
Klarifikasi dilakukan pihak manajemen RS Bhayangkara terkait pemberitaan seorang oknum dokter spesialis ahli bedah dan penyakit dalam RS Bhayangkara yang diduga melakukan malpraktek di saat melakukan operasi kepada pasien Nurfitriyanti yang tak melakukan USG ulang.
Saat konfrensi pers di Mapolda Sulsel, pihak RS Bhayangkara yang diwakili dr Ham F Susanto menegaskan, tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien Nurfitriyanti sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Tidak ada dugaan malpraktek dalam penanganan kasus ini, baik diagnosis dan penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan pelayanan medis yang berlaku di RS Bhayangkara Makassar.
Pernyataan itu dibantahkan oleh pihak keluarga Nurfitriyanti.Dalam jumpa pers di kediamannya Jalan Dg Muda Kelurahan Parangtambung,Kecamatan Tamalate,Sabtu (6/7/2024), pihak keluarga,seharusnya sebelum mengambil tindakan operasi pembedahan harusnya terlebih dahulu dilakukan USG kembali.
Supaya bisa diketahui atau dilihat perkembangan penyakit yang diderita Nurfitriyanti.Jangan berpatokan dari hasil USG tanggal 3 juni 2024,"ungkap keluarga Nurfitriyanti,kepada wartawan.
Adapun hasil USG tanggal Juni 2024,sudah sangat jelas, bahwa Nurfitriyanti menderita sakit batu empedu.
Tapi mengapa oknum dokter itu melakukan operasi bedah dari atas hingga hampir mendekati kelamin,kata keluarga korban.
Salah seorang anggota keluarga Almarhum Fitriyanti yakni FRK mengatakan,bahwa dalam persoalan operasi menilai ada keganjilan.
Pasalnya saat FRK dan orang tua pasien bertemu dengan tiga orang dokter dan seorang petugas Humas di ruang Humas RS Bhayangkara untuk mempertanyakan apakah pasien sudah di USG ulang.Namun dijawab ,sudah pada tanggal 3 Juni 2024.
“Kami bukan pelakunya.Jawaban itu berkali kali dilontarkan oleh salah satu dokter di ruang humas saat kami mengajukan pertanyaan menyangkut SOP RS Bhayangkara,kata FRK
Menurut informasi,pihak RS Bhayangkara sempat berkunjung ke rumah keluarga Almarhum Fitriyanti dan mengatakan bahwa kedatangan mereka ke rumah duka terkait dengan Hari Bhayangkara.
Tapi keesokan harinya,pihak manajemen RS Bhayangkara Makassar melakukan konfrensi pers di Mapolda Sulsel untuk membantah adanya malpraktek.
Dalam hal ini pihak keluarga Nurfitriyanti minta kepada Presiden RI dan Kapolri agar mengambil langkah tegas terkait terjadinya dugaan malpraktek yang dilakukan oleh salah dokter ahli bedah dan penyakit dalam RS Bhayangkara Makassar.
Sesuai pernyataan Kapolri,bila tak mampu bersihkan ekor, kepalanya saya potong.Tindakan ini sangat dibutuhkan keluarga korban dugaan malpraktek di RS Bhayangkara Makassar.(MAS).
Editor : Joel Taruna
0 Komentar