SEBARKAN HIZIB NAHLDATUL WATHAN, NW SUMUT BENTUK PENGURUS DI WILAYAH MINORITAS

Medan,Taruna Official

Salah satu keunggulan  Ormas Nahldatul Wathan (NW) memiliki banyak amalan zikir, wirid, sholawat dan doa-doa.  Kumpulan zikir, sholawat, doa-doa dan zikir tersebut di himpun dalam hizib yang dinamakan dengan hizib nahldatul wathan.  

Di masa penjajahan Jepang seluruh pesantren dan madrasah menjadi penghalang bagi mereka untuk menguasai Indonesia. 

Sebab pesantren dan madarasah merupakan basis kekuatan perjuangan ummat yang didasari dengan semangat jihad dalam melawan penjajah.
  
Untuk mempertahankan pesantren dan Madrasah Nahldatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang didirikan oleh Maulana Syaikh Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tahun 1939 M, beliau  mengajak para santri dan jamaah Nahdlatul Wathan mengamalkan Hizib NW. 

Karena rajinnya santri dan jamaah Maulana Syaikh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid membaca hizib nahldatul wathan tersebut, maka selamatlah madrasah dan pesantren NWDI dari keganasan Jepang.
  
Selanjutnya setelah NWDI berhasil menamatkan alumninya, pada 21 April 1943 Maulana Syaikh membentuk Madrasah Nahdlatul Banat Diniah Islamiah (NBDI). 

Untuk menjaga kedua madarash tersebut Maulana Syaikh Zainuddin Abdul Madjid melanjutkan perjuangan dakwah, pendidikan dengan membentuk Ormas yang bernama Nahldatul Wathan (NW) pada 1 Maret 1953, yang berkedudukan di Lombok Nusa Tenggara Barat.

Ketua PW NW Sumut M Iqbal Daulay MA ketika di konfirmasi wartawan menyampaikan salah satu kelebihan dari ormas NW ini tidak sekedar sebagai ormas wadah berkumpul melainkan para anggota ormas mendapatkan keberkahan dan kehormatan melalui amalan-amalan zikir, sholawat dan doa yang dibacakan oleh jamaah NW dimana berada.   

Bahkan hampir setiap hari para pembaca hizib tidak pernah berhenti membacanya, khususnya di Ma’had Darul Qur’an wal Hadis di Anjani Lombok.  

Mereka yang masuk dalam NW di sebut nahldiyyin (warga nw laki-laki) dan nahldiyyat (warga nw perempuan) selalu mendapatkan siraman keberkahan doa dari para pembaca apalagi jika di baca sendiri.
 
Lebih lanjut Iqbal menjelaskan pendiri ormas NW ini telah berwasiat dalam wasiat renungan masa disebutkan, Aduh Sayang, Siarkan Hizib sampai merata, agar banyaklah pendo’a kita, mendoa negara nusa dan bangsa, mendoa islam se Nusantara.  

Wasiat tersebut adalah perintah sang pendiri  yang juga wali Allah memerintahkan kepada pengikutnya untuk mensyiarkan hizib sampai merata agar banyak mendoakan ummat Islam, nusa dan bangsa.  

Hizib ini tidak boleh dianggap enteng apalagi di hina, sebab banyak kejadian tidak baik bagi mereka yang menghina hizib tersebut, maka maulana syaikh sudah mengingatkan dengan wasiat renungan masa, aduh sayang, janganlah cela hizib nan jaya, karena ia wirid aulia, takut kualat akhirnya bahaya, karena banyak buktinya nyata.

“Berdasarkan hal itulah mengembangkan NW ini sangat mudah, karena Omas yang dikenal dengan lambang bulan bintang bersinar lima ini selain bergerak di bidang pendidikan, dakwah dan sosial, NW ini juga tidak luput dari pergerakan intelektual dan spritual melalui amalan zikir, sholawat, hizib dan doa. 

Jadi dalam waktu  dekat ini NW Sumut akan membentuk lima Pengurus Daerah (PD) di daerah minoritas seperti Kabupaten Karo, Dairi, Phakpak Barat, Humbahas dan Samosir.”jelas Iqbal.

Di samping itu, penerima mandat PD NW Kabupaten Karo Ir Suyato D Tarigan merasa gembira dan bahagia telah menerima mandat pembentukan PD NW Kabupaten Karo. 

Sebab menurut penelusurannya ormas NW ini termasuk ormas terbesar yang berkedudukan di Indonesia bagian Timur dan telah terbentuk di seluruh wilayah Indonesia.  

Masih menurut Suyato Tarigan yang juga merupakan tokoh agama di Kabupaten Karo itu menyebutkan bahwa pendiri NW itu adalah Wali Allah, ulama yang memiliki keluasan ilmu dan karomah sehingga negara memberikan penghargaan sebagai pahlawan nasional dari NTB.

"Insya Allah saya siap membantu PW NW Sumut menyebarkan NW ini di lima Kabupaten, yang kita mulai dari Kabupaten Karo dan  selanjutnya Kabupaten Pakpak Bharat, Dairi,  Humbahas, dan Samosir ." ujar Ir Suyato D Tarigan, (23/6 /2024) lalu. (***)

Liputan : M Yasir Denhass

Posting Komentar

0 Komentar