Jakarta,TARUNA OFFICIAL
Wakil Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan Lodewijk Friedrich Paulus meninjau lokasi ledakan di area Sekolah Menengah Atas Negeri atau SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Dari peninjauan itu, dia membenarkan, ihwal adanya senapan di lokasi sebagaimana gambar yang beredar di grup percakapan awak media.
"Setelah kami cek memang betul ada senapan. Tetapi, itu senapan mainan," kata Lodewijk di lokasi, Jumat, 7 November 2025.
Dia melanjutkan, berdasarkan keterangan saksi mata, ledakan terjadi di area mesjid SMAN 72 sebanyak dua kali sekitar pukul 12.15 WIB atau saat para murid tengah menjalankan ibadah salat Jumat.
Ledakan pertama, dia mengatakan, terjadi di area belakang mesjid, sementar ledakan kedua terjadi di dekat pintu mesjid.
"Ada 20 orang yang menjadi korban," ujar politikus Partai Golkar ini.
Terkait penyebab, kata dia, tim forensik Polri dan penjinak bahan peledak dari TNI Angkatan Darat masih melakukan penyelidikan.
"Saya minta jangan jumping conclusion bahwa ini aksi terorisme. Kami belum sampai ke sana, biarkan tim bekerja dulu," ucap Lodewijk.
Dalam foto yang beredar, senjata yang diduga milik pelaku itu bertuliskan nama-nama pelaku penembakan dalam masjid di berbagai negara.
Nama-nama pada senapan itu adalah Brenton Tarrant, Alexandre Bissonnette, dan Luca Traini. Ketiga nama itu merupakan teroris penembakan masjid dan imigran di berbagai negara. Mereka melakukan teror atas motif supremasi kulit putih dan Neo-Fasis.
Brenton Tarrant adalah teroris Warga Negara Australia yang menembak para jamaah di dua masjid Selandia Baru pada Maret 2019. Ia membunuh 51 umat Muslim yang sedang berada di dalam masjid di ChristChurch.
Kemudian, Alexandre Bissonnette, 29 tahun, menembak mati enam jamaah masjid Islamic Cultural Centre di Quebec, Kanada, pada 2017. Dia menyerbu ke dalam masjid menjelang akhir salat dan menggunakan dua pistol serta menghabiskan 108 butir amunisi untuk menembak jamaah.
Sementara itu, Luca Traini menembak enam imigran Afrika dari mobilnya di Kota Macerata, Italia, pada 3 Februari 2018. Lima pria dan satu perempuan menjadi korban dalam insiden itu.
Luca membungkus dirinya dengan bendera Italia dan berteriak “Hidup Italia!” sebelum ditangkap polisi.
Sebelumnya, peristiwa ledakan terjadi di area mesjid SMAN 72 Jakarta di Kompleks, Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jumat, 7 November 2025 sekitar pukul 12.15 WIB siang.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Madya Tunggul membenarkan informasi tersebut. Dia mengatakan, saat ini TNI AL telah menghimpun informasi di lapangan.
"Untuk kronologi kami masih menghimpun data di lapangan. Setelah semua terkumpul, segera kami informasikan," kata Tunggul saat dihubungi, Jumat.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo di tempat kejadian perkara (TKP), akibat ledakan ini 8 orang yang berasal dari murid SMAN 72 Jakarta mengalami luka-luka.
Kendati begitu, Tunggul tak membantah maupun membenarkan ihwal adanya korban luka dari peristiwa ini. "Untuk dugaan penyebab dan lain-lain mohon ditunggu. Kami masih menghimpun data di lapangan," ujar Tunggul.(***)
sumber Tempo.co


















0 Komentar