Miris,Kawasan IKN Malah Jadi Sarang Lonte

Penajam Paser Utara,TARUNA OFFICIAL Kawasan sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, malah makin marak praktik prostitusi yang berbasis daring.

Sepanjang tahun 2025, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara menertibkan puluhan perempuan.Mereka diduga sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Para PSK yang terjaring ini menawarkan jasanya lewat aplikasi media sosial dan aplikasi berbagi pesan.

Kepala Satpol PP Penajam Paser Utara, Bagenda Ali, menyatakan bahwa operasi penertiban telah digelar secara intensif di seluruh kecamatan.

Termasuk di Kecamatan Sepaku yang merupakan bagian dari wilayah IKN.

"Praktik prostitusi dilakukan secara daring," ungkap Bagenda,Rabu (8/7/2025).

"Pelaku menyewa kamar penginapan dan menawarkan jasa kencan lewat aplikasi dengan tarif antara Rp400.000 hingga Rp700.000 sekali kencan,"tambah Bagenda.

Dalam tiga operasi terakhir di wilayah Sepaku, petugas berhasil menertibkan total 64 orang PSK:

Operasi pertama: 2 orang.
Operasi kedua: 32 orang
Operasi ketiga: 30 orang

Para pelaku diketahui berasal dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk asal Samarinda, Balikpapan, Bandung, Makassar, dan Yogyakarta.

Setelah dilakukan pembinaan, mereka yang berasal dari luar daerah diminta meninggalkan wilayah Penajam Paser Utara dalam waktu 2–3 hari.

Bagenda menegaskan, penanganan penyakit sosial seperti prostitusi sangat penting bagi wilayah strategis nasional seperti IKN.

Ia meminta adanya kerja sama lintas sektor, termasuk dalam pengawasan penginapan dan pendatang tanpa identitas jelas.

"Wilayah IKN harus bersih dari praktik yang merusak moral dan sosial masyarakat," tegasnya.

Meskipun Otorita IKN telah terbentuk, kewenangan penegakan peraturan daerah (perda) di kawasan tersebut hingga kini masih menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten.

Sebelumnya, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Basuki Hadimuljono menegaskan, kawasan IKN kini sudah steril dari berbagai penyakit masyarakat seperti pekerja seks komersial dan praktik judi sabung ayam.

Hal itu disampaikan Basuki menanggapi pertanyaan anggota Komisi II DPR, Muhammad Khozin,  terkait unggahan dan pemberitaan soal maraknya penyakit masyarakat di kawasan IKN.

"Insyaallah tidak ada pak, sabung ayam juga enggak ada. Terima kasih atas perhatiannya, jadi kami bersama APH (aparat penegak hukum)."

"Ramadhan kemarin masih ada, ada delapan warung remang-remang yang kami robohkan," kata Basuki dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (9/7/2025).

Basuki mengatakan, informasi soal penyakit masyarakat di kawasan IKN adalah berita lama yang didaur ulang dan diunggah kembali di media sosial.

Dia menegaskan berbagai isu miring yang disampaikan dalam unggahan tersebut saat ini sudah tidak ada sama sekali di wilayah Ibu Kota Nusantara.

Munculnya aktivitas prostitusi, ditegaskan oleh Basuki jika lokasinya bukan berada di kawasan inti IKN.

Ia menjelaskan, lokasi prostitusi tersebut berada di daerah Sepaku yang berjarak sekitar 3 kilometer dari pusat pembangunan.

"Kalau di IKN-nya enggak, itu di daerah Sepaku," ujar Basuki saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Menurut Basuki, praktik prostitusi tersebut pernah ditemukan pada bulan Ramadhan lalu.

Ia menjelaskan bahwa penertiban telah dilakukan secara gabungan oleh sejumlah pihak, termasuk Satpol PP, Kepolisian, serta Deputi Pengendalian Pembangunan OIKN.

"Ada delapan warung yang kami selesaikan waktu itu," jelasnya.

Meski begitu, Basuki tidak menampik kemungkinan praktik prostitusi tersebut berpindah lokasi.

Ia menegaskan, pihaknya akan terus melakukan operasi bersama tim terpadu untuk menertibkan jika ditemukan pelanggaran serupa.

Menjawab pertanyaan apakah warung yang terindikasi praktik prostitusi telah ditertibkan, Basuki mengonfirmasi bahwa delapan warung tersebut sudah digusur.


Makin Ramai Penjaja Seks Online

Berbeda dari Basuki, keterangan seorang warga Desa Bumi Harapan, Andi Armada, justru menyebut fakta lain.

Menurutnya, prostitusi online melalui aplikasi memang sudah terjadi sejak pertama kali ramainya pembangunan IKN.

Ditambah lagi banyaknya pekerja konstruksi yang kebanyakan didatangkan dari luar daerah.

"Prostitusi itu enggak mungkin hilang. Orang punya kebutuhan. Coba buka, pasti banyak yang online di sekitar sini," katanya.

Para pelaku prostitusi di kawasan IKN mayoritas bertransaksi menggunakan aplikasi online yang lebih simpel dan lebih mudah. 

Setelah ada kesepakatan harga dengan pelanggan, eksekusi prostitusi kemudian dilakukan di guest house.

Salah satu guest house di Sepaku disebut-sebut sebagai tempat favorit para PSK melayani tamunya.

Meski terus dilakukan penertiban, tetapi praktek prostitusi masih ada saja sampai saat ini.

Hal itu turut diakui Kepala Bidang (Kabid) Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Trantibum) Satpol PP PPU, Rakhmadi.

Setelah ada yang pulang, tidak berselang lama PSK baru kembali datang dan menyewa kamar di guest house yang ada di PPU.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri, dan dibutuhkan kolaborasi yang kuat antar pihak-pihak terkait, dalam upaya penertibannya.

Praktik prostitusi kata dia tidak akan bisa dibenarkan, karena dapat memicu timbulnya masalah-masalah baru, di tengah masyarakat.

"Harapan kami praktik prostitusi online ini harus ada kerja sama yang kuat antara pemerintah desa setempat."

"Kemudian kerja sama dengan RT, tokoh agama dan tokoh masyarakat, memberikan edukasi kepada pemilik guest house untuk memfilter tamu yang datang, tidak hanya serta merta menerima profit," tegasnya.(***)




Sumber Tribunjatim.com

Posting Komentar

0 Komentar