Jakarta,TARUNA OFFICIAL
Koordinator Relawan Alumni Universitas Gadjah Mada Bergerak (Relagama Bergerak), Bangun Sutoto, melontarkan kritik keras terhadap mantan Presiden Joko Widodo terkait polemik ijazah yang tak kunjung ditunjukkan ke publik.
Bangun menyayangkan sikap Jokowi yang dinilai telah mencoreng marwah almamater UGM.
Menurutnya, publik kini menjadikan UGM sebagai bahan olok-olok karena keterlibatan nama kampus itu dalam isu ijazah Jokowi.
Ia menilai, UGM sebagai institusi perjuangan tidak seharusnya dibebani dengan perkara pribadi yang berlarut-larut.
"Marwah dan nama baik UGM telah tercemar dengan kasus yang remeh-temeh ini," ujar Bangun, Sabtu (5/7/2025).
Sebagai alumni, Bangun menegaskan bahwa para lulusan UGM memiliki tanggung jawab untuk menjaga kehormatan kampus.
Ia menepis anggapan bahwa gerakan mereka bermuatan politik atau dikendalikan pihak tertentu.
"Relagama Bergerak tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun," tegasnya.
Bangun juga menyinggung sejarah berdirinya UGM sebagai kampus yang dibangun oleh pejuang dan untuk melahirkan pejuang.
"Bukan untuk mengkader dan meluluskan para pencundang," cetusnya.
Ia menyatakan bahwa semangat para pendiri UGM masih hidup dalam diri para alumni, meski secara fisik mereka telah tiada.
Ia memaparkan filosofi gerakan mereka yang mengalir seperti air, tenang namun menghanyutkan, dengan semangat mengalir tanpa henti antar generasi.
"Karena itulah kami sepakat memberi nama aksi kami menyelamatkan UGM dengan Relagama Bergerak. Mirip potongan syair Bengawan Solo, air mengalir sampai jauh," pungkasnya.
Relawan Alumni Universitas Gadjah Mada Bergerak (Relagama Bergerak), berencana mendatangi kampus kerakyatan jika ultimatum mereka tidak diindahkan.
Hal ini diungkapkan Koordinator Bangun Sutoto, saat dikonfirmasi pada Jumat (4/7/2025).
"Yang jelas, kami menjadwalkan akan mendatangi sebagai rumah besar civitas dan para alumninya," ujar Bangun,Jumat siang.
Dikatakan Bangun, dalam kunjungan tersebut, akan dilakukan pembacaan fan penyerahan naskah pernyataan sikap kepada Rektor UGM, Prof Ova Emilia.
"Sembari mencermati dinamika yang terjadi pasca pernyataan sikap kami yang pertama. Untuk kepastiannya kapan waktunya, masih dimusyawarahkan oleh tim pengurus yang di Jogja," sebutnya.
Bangun mengungkapkan bahwa di tengah pembicaraan, muncul usulan dari pengurus bahwa kunjungan tersebut dilakukan pada Senin (7/7/2025) mendatang.
"Terakhir, kami belum berpikir untuk menempuh jalur hukum. Kenapa? Karena sudah ada yang berupaya di jalur tersebut," bebernya.
Sebagai alumni yang tergabung dalam wadah KAGAMA, kata Bangun, ia merasa terpanggil untuk menjaga nama baik almamater.
"Kami punya kewajiban sebagaimana yang tertuang dalam AD/ART Kagama bahwa anggota Kagama berkewajiban menjaga nama baik Kagama dan almamater. Itu dasar hukum kami bersikap," tandasnya.(***)
Sumber Fajar.co.id
0 Komentar