Mediasi Damai Gagal, Gugatan Ijazah Jokowi Lanjut Sidang di PN Solo

Solo,TARUNA OFFICIAL 
Pengadilan Negeri (PN) Solo menggelar sidang mediasi ketiga perkara nomor 99/Pdt.G/2025/PN Skt terkait perbuatan melawan hukum soal dugaan ijazah palsu Presiden Ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). 

Dalam mediasi itu pihak Jokowi mempersilakan penggugat,Muhammad Taufiq untuk membuktikan dalilnya.

Hal itu diungkapkan oleh Kuasa hukum Jokowi, YB Irpan, usai sidang mediasi. Seperti minggu lalu, sidang mediasi kedua ini berakhir deadlock, antara pihak tergugat 1 (Jokowi), dengan penggugat.

"Untuk mediasi hari ini, penggugat melalui kuasa hukumnya, dan tergugat 1 melalui kuasa hukumnya, telah menyatakan bahwa penyelesaian sengketa melalui mediasi dinyatakan deadlock, atau tidak terjadi kesepakatan untuk damai," kata Irpan saat ditemui awak media di PN Solo, Rabu (14/5/2025).

Irpan mengatakan, pihak tergugat 1 sudah tidak perlu lagi datang dalam mediasi ke empat pekan depan.Sebab pihaknya sudah menutup pintu untuk damai.

Namun untuk KPU Kota Solo sebagai tergugat 2, SMAN 6 Solo sebagai tergugat 3, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai tergugat 4 masih diminta hadir oleh mediator.

"Tergugat 1 dalam tuntutan (penggugat) tidak pernah mau memenuhi, kami akan memberikan kesempatan secara leluasa dalam persidangan pemeriksaan pokok perkara supaya Penggugat mampu membuktikan atas dalil gugatannya yang menduga ijazah Pak Jokowi palsu. 

Kami kuasa hukum tergugat yang baik hari, karena mau memberikan kesempatan secara leluasa kepada penggugat atas kebenaran dari gugatannya terkait ijazah palsu itu di persidangan," jelasnya.

Dia menjelaskan, pihaknya memiliki keyakinan jika ijazah Jokowi baik SMA maupun kuliah asli. 

Hal itu dibuktikan dengan konfirmasi dari SMAN 6 Solo, dan UGM.Termasuk para saksi seperti teman angkatan Jokowi pada waktu itu.

"Menurut sudut pandang kami, tidak perlu ada uji lab dan sebagainya, seperti opini yang selama ini dibangun. 

Kecuali pihak penggugat, UGM dan SMAN 6 Solo menyangkal atas keabsahan ijazah yang diterbitkan. 

Setelah kami koordinasi dan klarifikasi melalui kuasa hukumnya, bahwa benar UGM menertibkan ijazah tersebut, dan mengakui Pak Jokowi sebagai alumnusnya, begitu juga SMAN 6," terangnya.

Ditemui terpisah, kuasa hukum Muhammad Taufiq, Andhika Dian Prasetyo mengatakan, pihaknya sebagai penggugat masih menghormati proses mediasi. 

Namun karena deadlock, dan lanjut persidangan, pihaknya siap membuktikan semua dalil yang diperkarakan.

"Otomatis kami siap, karena kami penggugat. Kami akan membuktikan dalil-dalil, dan lain sebagainya, bukti-bukti yang akan kami gelar di persidangan. Kami siap dengan pembuktian," kata Andhika.

Banyak Kejanggalan

Sementara keganjilan dalam riwayat pendidikan Presiden Jokowi yang mengaku lulusan Fakultas Kehutanan di Universitas Gadjah Mada (UGM) hingga saat ini masih mendapat tanda tanya besar dari sejumlah publik.

Bahkan beberapa waktu lalu, warganet menyoroti keanehan pada foto ijazah dan buku nikah Jokowi karena foto tersebut juga digunakan di biodata dalam buku kenangan alumni UGM.

Terbaru, warganet kembali mempertanyakan nama dosen pembimbing skripsi Jokowi ketika berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM. 

Kejanggalan ini disorot oleh pemilik akun X @DokterTifa pada 26 September 2024.

Pemilik akun tersebut mengunggah sebuah video singkat yang merekam pernyataan Jokowi ketika berkuliah di UGM. 

Dalam rekaman lawas tersebut, Jokowi berbicara di stasiun TV tentang pengalamannya saat menghadapi dosen pembimbing skripsi kala itu.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa ketika ia menyerahkan skripsi miliknya, sang dosen pembimbing yang diketahui bernama Kasmudjo justru membentaknya.

"Begitu maju, dibentak 'balik!', begitu maju, dibentak, kok galak sekali? Tapi alhamdulillah, sekarang berkat bantuan Pak Kasmudjo..." ucap Presiden Jokowi dalam video tersebut.

Hal ini kemudian menarik atensi warganet karena rupanya nama dosen pembimbing yang tertera pada skripsi Jokowi berbeda.

Pemilik akun X tersebut juga mengunggah gambar tangkapan layar judul skripsi dari arsip situs resmi UGM. 

Judul skripsi yang ditulis oleh Jokowi berbunyi, "Studi Tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis Pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta."

Pada bagian bawah, terdapat keterangan tahun 1985, nama Jokowi, dan nama dosen pembimbingnya, yaitu Achmad Soemitro. 

Perbedaan nama dosen pembimbing yang disebut oleh Jokowi dan yang tertera pada laman UGM itu pun menjadi sorotan.

"Joko Widodo yang kuliah di Fakultas Kehutanan UGM TAHUN 1980, tidak pernah memiliki dosen pembimbing skripsi bernama Ir Kasmudjo. Karena berdasarkan repository UGM, untuk skripsi mahasiswa bernama Joko Widodo, pembimbingnya adalah Prof Ir Achmad Soemitro (almarhum). 

Jadi, ketika Mulyono mengatakan bahwa dia dibimbing oleh Ir Kasmudjo, berarti dia lupa ingatan dan sembarangan memanggil dosen untuk dia akui sebagai dosen pembimbing. 

Padahal, kalau benar dia pemilik skripsi yang termuat di repository UGM, tidak mungkin seorang mahasiswa lupa siapa dosen pembimbingnya, kecuali dia penderita lupa ingatan," cuit pemilik akun.

Tak hanya itu, warganet tersebut juga menyoroti sikap dosen pembimbing Jokowi ketika menerima skripsi yang akan diperiksa. Pasalnya,Jokowi mengaku dibentak oleh dosen pembimbing tersebut.

Cuitan soal skripsi Jokowi. [X/DokterTifa]

"Kalau seseorang pernah menjadi mahasiswa betulan, pernah dibimbing betulan oleh pembimbing skripsi, tidak pernah dalam sejarah mana pun ada dosen pembimbing skripsi yang galak sampai bentak-bentak mahasiswanya. Kecuali mahasiswa itu tol** atau gila. Atau sebetulnya tidak pernah jadi mahasiswa, cuma halusinasi aja," tambahnya.

Unggahan yang kini telah dibagikan sebanyak lebih dari 700 kali ke sesama pengguna X itu pun menuai beragam komentar.

Sejumlah warganet mempertanyakan bagaimana bisa seorang mahasiswa lupa dengan nama dosen pembimbing skripsinya.

Tak hanya itu, beberapa warganet lainnya pun menyoroti tampilan skripsi Jokowi pada tahun 1980-an tersebut.

"Dosen pembimbing tuh fix nggak bakal bisa dilupain namanya. Aku aja hapal di luar kepala selengkap-lengkapnya nama dospemku," cuit @reall****_*****

"Skripsi 1985 apakah sudah pakai komputer?" komentar @sima******

"Jujur kalau aku juga pernah merasa lupa sama nama dosen atau guru, tapi untuk dosen pembimbing skripsi masa iya lupa? Karena pasti ada aja cerita unik, saat ngerjain tugas atau skripsi dan terpenting temen seangkatan ada yang iseng punya foto saat bersama gitu, masa Mulyono nggak ada?" tambah @moll*******

"Tahun 80an emang udah ada print out komputer sebagus itu ya?" timpal @boss******

"Kok nama dospem bisa lupa ya? Gue aja masih inget dosen pembimbing skripsi gue sampai sekarang, mana ngetik manual, dicoret-coret sedihnya, udah begadang pula, kalau sampai lupa dosen pembimbingnya, orang banyak kesan dan pesan yang disampaikan per halaman," sahut @boe*****(***)

Tim

Posting Komentar

0 Komentar