Jakarta,TARUNA OFFICIAL
Beredar video keributan massa Ambon vs Palembang yang ramai dibahas warganet di media sosial X.
Keributan tersebut terjadi setelah seorang anggota Ambon inisial RFM tewas dibacok oleh massa Palembang di Kamal Muara Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara pada 2 Oktober 2024.
Seorang saksi Ria (36) menceritakan kronologi pria RFM meninggal dunia usai kena bacok dan memicu keributan massa Ambon.
Ria (36) mengaku sedang makan bersama suaminya di dalam warungnya sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat sedang menyantap makanan, Ria mendengar ada suara orang meminta tolong sebanyak dua kali di depan warung miliknya.
Saat membuka pintu, dia melihat seorang pria bersandar di tembok warungnya sambil kesakitan memegang perut.
Tak berani menolong, saksi langsung meminta tolong kepada tetangga dan ketua RT. Namun, pria itu tewas karena sejumlah luka di kepala.
Hal ini membuat massa Ambon marah dan mencari massa Palembang untuk menemukan pelakunya di Kamal Muara.
Polisi bergerak cepat menangkap pelaku berinisial Y. Sedangkan jenazah diotopsi ke RS Polri Kramat Jati.
Pihak kepolisian buka suara terkait bentrok maut antarmassa yang diketahui belakangan suku Ambon vs Palembang yang terjadi di kawasan Penjaraingan Jakarta.
Sebelumnya jagat maya dihebohkan dengan peristiwa bentrokan maut di Penjaringan Jakarta Utara.
Bentrokan yang terjadi pada Rabu (2/10/2024) itu melibatkan massa Ambon melawan Palembang.
Dalam keterangan unggahan itu menyatakan terdapat satu korban jiwa dari kubu Ambon.
Bentrokan itu diduga terjadi karena beberapa orang Ambon menarik motor namun diteriaki maling.
Korban kemudian dibacok massa dari Palembang dengan senjata tajam.
Akibat pembacokan itu, korban dilaporkan meninggal dunia.
Terkait itu, pihak kepolisian menegaskan pengeroyokan yang menewaskan pria berinisial RFM (42) di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, tidak terkait masalah suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
Pengeroyokan ini dilandasi masalah pribadi antara korban dengan pelaku berinisial S yang kini sudah ditangkap.
Kanit Jatanras Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKP Fauzan Yonnadi kemudian mengklarifikasi informasi di media sosial yang menarasikan pengeroyokan itu berkaitan dengan keributan antar suku.
Menurut Fauzan, informasi tersebut tidak benar karena memang permasalahan awalnya berkaitan dengan upaya pelaku S mengambil motor korban.
"Ini merupakan permasalahan yang bersumber dari konflik personal," katanya, Sabtu (5/10/2024).
Fauzan menjelaskan, permasalahan awalnya terjadi pada Rabu (2/10/2024) lalu, di mana S dan RFM yang sebelumnya saling mengenal bertemu di wilayah Jakarta Barat.
Saat itu, S tiba-tiba membawa kabur motor Honda PCX milik RFM dengan maksud menggadaikannya.
"Akhirnya korban menghubungi yang lain, sehingga terkumpul lima orang melakukan pencarian terhadap pelaku berikut dengan motor yang dibawa lari," kata Fauzan.
Ketika RFM berhasil menemukan motornya yang dibawa kabur S, ia langsung berupaya membawa harta miliknya itu.
Namun, saat itu S melakukan provokasi dengan meneriaki RFM maling.Hal itu memancing sejumlah orang dekat S di sekitar lokasi geram dan mengeroyok korban.
Dari beberapa pelaku pengeroyokan, salah satunya ialah K yang tiba-tiba menyabetkan senjata tajamnya ke lengan korban.
"Terjadi keributan di sana. Kemudian korban diserang oleh beberapa pelaku yang ada di sana," ucap Fauzan.
Atas kejadian ini, RFM tewas bersimbah darah dengan luka di lengan dan kepalanya.
Polisi yang menerima laporan itu segera melakukan penyelidikan dan menangkap kedua pelaku, S dan K.
Mereka kini ditetapkan tersangka dengan jeratan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.
"Saat ini anggota masih di lapangan, mengejar para tersangka lain, mudah-mudahan dalam waktu dekat, kita berhasil menemukan tersangka lainnya," tegas Fauzan.(Tim)
Editor : Juliandar
0 Komentar