Semarang,TARUNA OFFICIAL
Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,Prof Saratri Wilonoyudho menegaskan,sesuai peraturan di UGM bahwa foto di ijazah tidak boleh pakai kaca mata.
"Setahu saya kalau hanya terpaut setahun ya hampir sama," kata Prof Saratri Wilonoyudho
Seperti diketahui saat ini foto Ijazah Prof Saratri dan foto ijazah yang didugs Jokowi ramai beredar di media sosial.
Prof Saratri Wilonoyudho turut mencermati soal ijazah mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Prof Saratri adalah alumni Fakultas Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 1986 atau setahun setelah Jokowi yang disebut lulus dari Fakultas Kehutanan UGM pada 1985.
Melalui unggahan di akun X pribadinya, @saratri_wilonoyudho,dirinya mengakui ada perbedaan antara ijazah sarjana atau S1 miliknya dengan Jokowi. Hal itu diungkapkan Prof Saratri sambil mengunggah ijazah mililnya yang disandingkan salinan ijzah dengan milik Jokowi.
"Ijazah Universitas Gadjah Mada tahun 1986,” tulis Saratri.
Saratri menjelaskan,perbedaan paling mencolok terlihat dari jenis font yang digunakan. Pada ijazah Prof Saratri font yang digunakan masih bergaya lama. Sedangkan ijazah Jokowi menggunakan font mirip Times New Roman.
Perbedaan lainnya adalah ijazah Prof Saratri tidak menggunakan materai seperti pada milik Jokowi.
Pria asal Klaten, Jawa Tengah ini juga menyoroti foto ijazah Jokowi yang mengenakan kaca mata. Saratri mengatakan seharusnya foto tidak diperkenankan mengenakan kaca mata.
Perbedaan foto ijazah Jokowi dan ijazah UGM milik Prof Saratri Wilonoyudho
"Punya saya tidak ada materai, lalu fotonya tidak boleh pakai kacamata. Font-nya juga beda. Apakah perbedaan itu karena kebijakan masing-masing fakultas, saya tidak tahu," ujarnya Kamis 17 April 2025.
Meski demikian Prof Saratri tidak bisa memastikan mana ijazah yang sah. Dia mengaku tidak punya kapasitas menilai keaslian ijazah orang lain. Namun menurut Prof Saratri jika hanya terpaut satu tahun seharusnya perbedaannya tidak terlalu jauh.
"Setahu saya kalau hanya terpaut setahun ya hampir sama. Waktu tahun 80-an rata-rata ya seperti itu. Formatnya hampir sama," tuturnya.
Prof Saratri menekankan, unggahannya murni untuk edukasi dan berbagi pengetahuan. Profesor bidang Ilmu Kependudukan ini merasa percaya diri karena seluruh proses pendidikannya dilakukan dengan jujur dan penuh integritas.
"Saya enggak bisa mengklaim yang lain. Kalau saya pasti asli dan halal karena, maaf, saya tidak pernah plagiasi, tidak pernah menyontek, jadi saya agak percaya diri sedikit tentang itu,” ucap Prof Saratri.
BLANKO IJAZAH DICETAK OLEH PERUM PERURI
Berbagai ragam komentar tentang ijazah Jokowi muncul dari netizen.Tapi yang menarik bahwa banyak yang menyebut,blanko ijazah biasanya dicetak seragam baik jenis kertas,ukuran maupun jenis hurup yang digunakan.Blanko ijazah dicetak oleh Perum Peruri.
Namun untuk Universitas Gajah Mada (UGM) ternyata berbeda.Seolah-olah tiap fakultas di universitas tersebut mencetak blanko ijazah masing-masing.
Karena masing-masing fakultas ijazahnya tidak seragam terkhusus untuk jenis hurup yang digunakan maupun teknik penulisan untuk mahasiswa yang sudah dinyatakan lulus.
Mengambil perbandingan ijazah Jokowi lulusan Fakultas Kehutanan UGM jurusan Teknologi Kayu 1985 yang sudah ramai di media massa dengan ijazah milik Guru Besar Universitas Semarang Prof Saratri Wilonoyudho yang juga lulusan Fakultas Teknik UGM jurusan Teknik Geodesi 1986.
Selain yang sudah diungkapkan Prof Saratri,bila diteliti secara seksama,banyak lagi perbedaan dari kedua ijazah tersebut.Mulai dari jenis hurup yang digunakan,cara pengisian lembar ijazah.Untuk ijazah Jokowi hanya ditulis tangan.
Wajar saja bila ada masyarakat yang tetap mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi Widodo.Belum lagi foto yang tertempel di ijazah Jokowi yang memakai kaca mata dan tidak mach dengan wajah Jokowi.
Pada ijazah Prof Saratri Wilonoyudho terlihat jelas water mark atau tanda air berupa logo UGM dan barisan hurup kecil yang bertuliskan UNIVERSITAS GADJAHMADA.
Water mark atau tanda air ini dimaksudkan untuk pengamanan ijazah dari pemalsuan.
Sedangkan pada ijazah Jokowi hanya terlihat water mark logo UGM yang mencolok.Namun tidak terdapat water mark tulisan UNIVERSITAS GADJAHMADA.
Karena berbagai perbedaan tersebut maka tidak heran banyak yang berasumsi Jokowi seolah-olah ketakutan memperlihatkan ijazah aslinya.Sebab bila diperlihatkan secara terang benderang maka akan semakin terkuak mana ijazah asli dan mana ijazah yang asli tapi palsu serta mana ijazah yang benar-benar palsu.Apalagi kalau sampai diuji forensik.
Terlepas benar atau tidak tentang kasus ijazah palsu tapi Jokowi akan dicatat dalam sejarah sebagai Presiden Republik Indonesia ke 7 yang banyak menimbulkan kontroversial.
Termasuk soal ijazahnya yang sampai saat ini masih menjadi teka-teki.Hampir dapat dipastikan seorang Jokowi tidak dapat menikmati masa pensiun sebagai Presiden RI karena tuntutan akan keaslian ijazahnya akan terus bergulir sampai ada kepastian tentang hal itu.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Jokowi dan pendukungnya agar rakyat percaya bahwa Jokowi adalah benar lulusan UGM dan memiliki ijazah asli.
Tapi di era teknologi informasi yang semakin canggih maka untuk meyakinkan seseorang tentang keaslian ijazah Jokowi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Tanpa ada bukti ijazah asli yang sudah diuji forensik maka segala bentuk framing,pencitraan dan propaganda akan sia-sia karena tak segampang itu untuk membuat orang percaya.
Ada pepatah lama yang mengatakan,SEKALI LANCUNG KE UJIAN,SEUMUR HIDUP ORANG TAKKAN PERCAYA.(***)
Tim
0 Komentar