Pura Panataran Dharmaraksaka Umat Hindu Dharma/Bali di Desa Pegajahan.







Serdang Bedagai,Taruna Official

Sejarah keberadaan masyarakat Hindu Bali di Desa Pegajahan,Kabupaten Serdang Bedagei,Sumatera Utara diawali dengan meletusnya Gunung Agung di Bali pada Tahun 1963.

Sebanyak 60 KK korban letusan diungsikan ke Pulau Sumatera. 

Selanjutnya para pengungsi ini dipekerjakan di PTPN 3 yang ketika itu masih bernama PNP 3.

Meski berada jauh dari kampung halaman umat Hindu Bali tentu saja membutuhkan rumah peribadatan. 

Namun impian tersebut baru terwujud pada tahun 1989 ditandai dengan dibangunnya Pura Panataran Dharmaraksaka Hindu Dharma di Desa pegajahan. 

Menurut pak Made,selaku generasi kedua sekaligus Kuncen Pura Panataran,walau berada di lingkungan yang mayoritas beragama Islam namun umat Hindu Bali bisa bebas dan leluasa menjalankan ritual ibadah termasuk upacara besar serta ibadah rutin yakni pada saat bulan purnama dan tenggelamnya bulan.

Saat ini warga Hindu Bali di Desa Pegajahan hanya tinggal 6 KK namun tetap melaksanakan ibadah di pura. 

Semua batu ukiran dan patung langsung didatangkan dari Pulau Bali,pak Made. 

Pak Made yang akrab disapa Pak Nengah ini mengaku,kedua orang tuanya berasal dari Karang Asem sementara keluarga istrinya berasal dari Gianyar.

Meski demikian keluarga pak Made sering pulang ke kampung halaman di Bali. 

Berkurangnya warga Hindu Bali di Desa Pegajahan disebabkan banyak pulang kampung ke Bali dan sebahagian lagi merantau ke daerah lain.

Sumatera Utara memang miniaturnya Indonesia.Semua suku dan agama hidup rukun dan damai di sini. (***)

Liputan : Joel Taruna

#sumaterautara
#wisatasergei
#kampungbali
Ikuti juga di Youtube Channel
https://youtu.be/4Jm26vg6LgE

Posting Komentar

0 Komentar